Tata Cara Sholat Istisqa di Tengah Kemarau Panjang

oleh
Ilustrasi pelaksanaan salat Istisqa (Foto: Istimewa)

Blogger Terbaik – Musim kemarau panjang yang terjadi sejak beberapa bulan terakhir membawa dampak persediaan air di sejumlah daerah berkurang. Bahkan tidak sedikit pula yang mengalami kekeringan karena kemarau panjang ini.

Saat kemarau tiba, para ulama menganjurkan kita untuk berdoa kepada Allah dan melakukan shalat untuk turunnya hujan atau yang lebih dikenal dengan shalat Istisqa.

Sesuai dengan namanya, al-istisqa’ ialah meminta curahan air penghidupan (thalab al-saqaya). Para ulama Fiqh mendefinisikan salat Istisqa sebagai salat sunah muakkadah yang dilakukan untuk memohon kepada Allah SWT agar menurunkan air hujan.

Salat istisqa’ telah dipraktikkan sejak zaman Rasulullah Saw. Dalam hadis yang diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. disebutkan:

خرج النبي صلى الله عليه وسلم يوماً يستسقي فصلى بنا ركعتين بلا أذان ولا إقامة ثم خطبنا ودعا الله عز وجل وحول وجهه نحو القبلة رافعاً يديه ثم قلب ردائه فجعل الأيمن الأيسر والأيسر الأيمن

Artinya: Nabi Muhammad Saw keluar rumah pada suatu hari untuk memohon diturunkan hujan, lalu beliau salat dua rekaat bersama kita tanpa azdan dan iqamat, kemudian beliau berdiri untuk khutbah dan memanjatkan doa kepada Allah Swt dan seketika itu beliau mengalihkan wajahnya (dari semula menghadap ke arah hadirin) menghadap ke kiblat serta mengangkat kedua tangannya, serta membalikkan selendang sorbannya, dari pundak kanan ke pundak kiri, begitupun ujung sorbannya (HR. Imam Ahmad).

Adapun waktu pelaksanaan salat istisqa’ adalah di siang hari, sebagaimana hadis yang diriwayatkan dari istri beliau, Aisyah Ra.:

خرج رسول الله صلى الله عليه وسلم حين بدا حاجب الشمس

Dalam hadits ini Rasulullah Saw mengerjakan salat istisqa’ setelah matahari muncul di atas permukaan bumi, seperti waktu dimulainya salat Idul Fitri atau idul Adha.

Para ulama berpendapat salat istisqa’ dapat dikerjakan hingga sore hari, asalkan tidak pada waktu diharamkan mengerjakan salat, yaitu pada waktu matahari di atas kepala dan saat matahari terbenam

Berikut beberapa tata cara melakukan salat istisqa’:.

1. Menuju tanah lapang

Hendaklah jamaah bersama imam keluar menuju tanah lapang dalam keadaan hina, betul-betul mengharap pertolongan Allah Subhanahu wa Ta’ala, dan meninggalkan berpenampilan istimewa (meninggalkan berhias diri) untuk mengerjakan salat secara berjamaah

(Lihat hadits riwayat Abu Daud nomor 1165, At-Tirmidzi: 558, An-Nasa’i: 1508. Syekh Al Albani mengatakan sanad hadits ini hasan. Lihat Irwaul Gholil nomor 665)

2. Imam berkhotbah

Imam berkhotbah di mimbar yang disediakan sebelum ataupun sesudah sholat istisqa. Dan  itu tidak ada adzan dan iqamah saat pelaksanaan salat ini.

(Lihat HR Ahmad (4/41). Syekh Syu’aib Al Arnauth mengatakan sanad hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari dan Muslim. HR Bukhari nomor 1024)

3. Memperbanyak doa

Hendaknya imam memperbanyak doa sambil berdiri menghadap kiblat, bersungguh-sungguh mengangkat tangan ketika berdoa, dan hendaknya imam mengarahkan punggung telapak tangannya ke langit.

Para jamaah ketika itu juga dianjurkan untuk mengangkat tangan. Kemudian imam ketika itu mengubah posisi ridhonya (yang kanan dijadikan ke kiri dan sebaliknya).

Di sini jamaah tidak perlu mengubah posisi ridhonya, hal ini khusus dilakukan imam. Sebagaimana hal ini diterangkan oleh Syekh Umar Bazmoul dalam kitab “Bughyatul Mutathowwi”.

4. Membaca doa istisqa

Di antara doa istisqo’ yang dibaca adalah:

اللَّهُمَّ اسْقِ عِبَادَكَ وَبَهَائِمَكَ وَانْشُرْ رَحْمَتَكَ وَأَحْىِ بَلَدَكَ الْمَيِّتَ

Ya Allah, turunkanlah hujan pada hamba-Mu, pada hewan ternak-Mu, berikanlah rahmat-Mu, dan hidupkanlah negeri-Mu yang mati.” (HR Abu Dawud nomor 1176. Hasan)

اللَّهُمَّ أَغِثْنَا ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا ، اللَّهُمَّ أَغِثْنَا

“Ya Allah, turunkanlah hujan pada kami. Ya Allah, turunkanlah hujan pada kami. Ya Allah, turunkanlah hujan pada kami.” (HR Bukhari nomor 1014 dan Muslim: 897)

5. Mengerjakan sholat istisqa

Mengerjakan sholat istisqa dua rakaat sebagaimana sholat id. Pada rakaat pertama ada takbir tambahan (zawaid) sebanyak tujuh kali dan rakaat kedua takbir rambahan (zawaid) lima kali. Bacaan ketika sholat tersebut dijahrkan (dikeraskan).

Berikut ini ringkasan tata cara shalat istisqa:

  1. Shalat dua rakaat.
  2. Rakaat pertama takbir tujuh kali sebelum membaca surat Al-Fatihah.
  3. Rakaat kedua takbir lima kali sebelum membaca surat Al-Fatihah.
  4. Khutbah dua atau sekali sebelum (atau setelah) shalat. Khutbah setelah shalat lebih utama.
  5. Sebelum masuk khutbah pertama khatib membaca istighfar sembilan kali.
  6. Sebelum masuk khutbah kedua khatib membaca istighfar tujuh kali.
  7. Perbanyak doa dalam khutbah kedua. ​​​​​​​

Semoga bermanfaat.

(Dari berbagai sumber/ Mifta Khurokhmah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *