Saham Teguk Melesat Naik, Apa Penyebabnya?

oleh

Blogger Terbaik – Saham emiten pengelola perusahaan minuman Boba, PT Platinum Wahab Nusantara Tbk. (TGUK), atau Teguk Indonesia, naik 34,55 persen setelah resmi mengumumkan penawaran umum perdana (IPO) pada Senin (7 Oktober 2023).

Diketahui, Teguk mematok harga IPO Rp 110 per saham dan pada perdagangan pertama itu, saham TGUK naik 34,55 persen atau 38 poin menjadi Rp 148.

Total volume saham TGUK yang diperdagangkan hari ini sebanyak 34,18 juta dan nilai tukar Rp 5,06 miliar. Kapitalisasi pasar saham tersebut sebesar Rp 528,57 miliar.

Dalam keterangan resminya, saham IPO TGUK mengalami oversubscribed hingga 159,91 kali. Cindy Alicia Ramadhania, Analis NH Korindo, mengatakan industri makanan dan minuman berkontribusi terhadap perekonomian nasional, sesuai brosur TGUK.

Akibatnya, sebagian besar UKM juga aktif di sektor yang sama. “Indonesia diuntungkan dengan jumlah penduduk yang besar, itulah mengapa suatu negara membelanjakan lebih banyak orang untuk makanan dan minuman atau kebutuhan pokok lainnya,” ujarnya kepada Wartawan, Senin (7/10/2023).

Selain itu, UKM juga dapat berkontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi Indonesia yang mencapai 60,5 persen dari produk domestik bruto (PDB).

(TGUK) Incar Ekspansi ke Filipina Tahun ini, bisa dibilang di industri makanan dan minuman ada masih ruangan. untuk pertumbuhan. minuman] di Indonesia,” kata Cindy. Arjun Ajwani, analis riset di Infovesta Kapital Advisori, dihubungi secara terpisah dan mengatakan fundamental TGUK cukup solid, menunjukkan pertumbuhan pendapatan yang konsisten selama tiga tahun fiskal berturut-turut.

Valuasi TGUK juga dinilai cukup menarik karena rasio price-to-earnings (P/E) sekitar 5,2x sejak IPO. Arjun mengatakan saham masih menarik pasca IPO dan P/E berdasarkan harga ARA dan EPS sekitar 6,8x pada 2022. “Jadi itu yang bisa dilakukan emiten.” dinilai cukup undervalued oleh emiten utama dibandingkan rata-rata emiten. sektor konsumer,” kata Arjun.

Berdasarkan laporan keuangan perseroan, pendapatan TGUK akan meningkat 15,37 persen menjadi Rp 128,30 miliar pada 2022, naik dibanding Rp 111,21 miliar pada 2021.

Pendapatan didorong pertumbuhan penjualan segmen minuman yang ditopang Rp 120,34 miliar dan Rp 7. di segmen makanan.

Sedangkan beban pokok penjualan meningkat menjadi Rp50,28 miliar pada 2022, naik 1,29 persen dari beban pokok penjualan 2021 sebesar Rp49,64 miliar.

Dengan demikian, laba kotor tercatat sebesar Rp78,02 miliar, meningkat 26,72 persen dibandingkan tahun 2021 sebesar Rp61,56 miliar. Laba bersih Rp 12,64 miliar, naik 46,37 persen dari laba bersih 2021 sebesar Rp 8,63 miliar.(Dari berbagai sumber/Annisa

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *