Pentingnya Berpikir Kritis Dalam Islam dan Dalilnya

oleh
Ilustras berpikir kritis (Foto: Istimewa)

Blogger Terbaik – Berpikir kritis merupakan salah satu kemampuan soft skill yang wajib dimiliki oleh semua orang.

Berpikir kritis merupakan berpikir secara logis dan sistematis dalam membuat keputusan atau menyelesaikan suatu permasalahan yang ada

Atau dengan kata lain berpikir kritis adalah suatu kemampuan untuk berpikir  secara komplek dengan menggunakan proses analisis dan evaluasi yang rasional dan tertata yang bertujuan untuk memahami hubungan antara ide dan/atau fakta.

Karakter dari orang yang berpikir kritis, yakni selalu mencari dan memaparkan hubungan atara masalah yang didiskusikan dan masalah atau pengalaman lain yang relevan. Orang yang mampu berpikir kritis dapat digolongkan sebagai Ulil Albab yaitu manusia yang berakal.

Dalam agama Islam, berpikir kritis merupakan salah satu bagian dari proses mencari kebenaran dan pemahaman terhadap ajaran agama. Selain itu, Islam juga mendorong umatnya untuk menggunakan akal sehat dan bijak untuk berpikir kritis dalam menafsirkan Al-Quran dan Hadis. Lalu, bagaimana ciri-ciri umat muslim yang berpikir kritis?

Berikut ciri-ciri orang yang berpikir kritis:

  • Berani mengakui kesalahan
  • Memiliki rasa keingintahuan yang tinggi
  • Mencari kebenaran tentang suatu hal
  • Tidak terpengaruh dengan berita hoaks yang menimbulkan kebencian
  • Dapat berpikir secara terbuka
  • Berani menyuarakan kebenaran
  • Skeptis

Berikut Ayat-ayat Al-Quran Tentang Berpikir Kritis

Umat muslim hendaknya dapat berpikir kritis dalam mengamati tanda-tanda kekuasaan Allah Swt yang ada di alam semesta.

Fenomena alam yang terjadi menunjukkan bahwa tidak ada pencipta alam semesta selain Allah Swt. Setelah melihat tanda-tanda kebesaran-Nya di alam semesta, kita hendaknya semakin menambah iman kita kepada Allah AWT.

Allah Swt memerintahkan umat Islam untuk berpikir kritis melalui ayat-ayat Al-Qur’an.

Seperti Surah dalam surah Ali Imran ayat 190-191  sebagaimana berikut :

اِنَّ فِىۡ خَلۡقِ السَّمٰوٰتِ وَالۡاَرۡضِ وَاخۡتِلَافِ الَّيۡلِ وَالنَّهَارِ لَاٰيٰتٍ لِّاُولِى الۡاَلۡبَابِ 

inna fī khalqis-samāwāti wal-arḍi wakhtilāfil-laili wan-nahāri la`āyātil li`ulil-albāb

Artinya: Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi orang yang berakal.

ٱلَّذِينَ يَذْكُرُونَ ٱللَّهَ قِيَٰمًا وَقُعُودًا وَعَلَىٰ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِى خَلْقِ ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَٰذَا بَٰطِلًا سُبْحَٰنَكَ فَقِنَا عَذَابَ ٱلنَّارِ

allażīna yażkurụnallāha qiyāmaw wa qu’ụdaw wa ‘alā junụbihim wa yatafakkarụna fī khalqis-samāwāti wal-arḍ, rabbanā mā khalaqta hāżā bāṭilā, sub-ḥānaka fa qinā ‘ażāban-nār

Artinya: (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka.

Selanjutnya ada Surah Yusuf Ayat 105-106 :

وَكَأَيِّن مِّنْ ءَايَةٍ فِى ٱلسَّمَٰوَٰتِ وَٱلْأَرْضِ يَمُرُّونَ عَلَيْهَا وَهُمْ عَنْهَا مُعْرِضُونَ

Wa ka`ayyim min āyatin fis-samāwāti wal-arḍi yamurrụna ‘alaihā wa hum ‘an-hā mu’riḍụn

Artinya: Dan banyak sekali tanda-tanda (kekuasaan Allah) di langit dan di bumi yang mereka melaluinya, sedang mereka berpaling dari padanya.

وَمَا يُؤْمِنُ أَكْثَرُهُم بِٱللَّهِ إِلَّا وَهُم مُّشْرِكُونَ

Wa mā yu`minu akṡaruhum billāhi illā wa hum musyrikụn

Artinya: Dan sebahagian besar dari mereka tidak beriman kepada Allah, melainkan dalam keadaan mempersekutukan Allah (dengan sembahan-sembahan lain).

Dalam Surah Ar Rahman ayat 19-20 juga menerangkan mengenai berpikir kritis yaitu sebagai berikut:

مَرَجَ ٱلْبَحْرَيْنِ يَلْتَقِيَانِ

Marajal-baḥraini yaltaqiyān

Artinya: Dia membiarkan dua lautan mengalir yang keduanya kemudian bertemu,

بَيْنَهُمَا بَرْزَخٌ لَّا يَبْغِيَانِ

Bainahumā barzakhul lā yabgiyān

Artinya: Antara keduanya ada batas yang tidak dilampaui masing-masing.

Ayat-ayat tersebut berisikan pesan penting bahwa setiap umat muslim harus memiliki sikap kritis dalam mencari kebenaran. Kemampuan berpikir kritis membuat seorang muslim dapat memahami ajaran agama lebih dalam lagi.

Semoga bermanfaat

(Dari berbagai sumber/ Mifta Khurokhmah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *