Khutbah Pertama Rasulullah SAW, Isi Wasiat Sangat Menyentuh

oleh
rasul saw (istimewa)

Blogger Terbaik – Khotbah Jum’at pertama Nabi Muhammad SAW diberikan ketika beliau dan para sahabat sedang dalam perjalanan hijrah dari Mekkah ke Madinah. Itu adalah minggu kedua atau terakhir bulan Rabiul Awwal pada bulan September 622 M.

Pada hari ini, umat Islam juga menggelar shalat Jumat untuk pertama kalinya.

Menelusuri riwayatnya, shalat Jumat telah disyariatkan di Mekkah sejak sebelum Nabi Muhammad hijrah ke Madinah. Namun, shalat Jum’at tidak bisa diselenggarakan saat itu karena jumlah umat Islam masih sedikit dan intimidasi terhadap kaum kafir Quraisy di Mekkah begitu gencar. Baca juga:

Sholawat Jumat shadis, waktu terbaik untuk mengamalkannya

Terakhir, salat Jumat pertama kali digelar di Wadi Ranuna, sekitar 3 kilometer dari Masjid Quba menuju Madinah. Di sinilah Nabi memberikan khotbah Jumat pertamanya.
Isi Khutbah Jumat Pertama Nabi Muhammad SAW

Dalam khutbah Jumat pertamanya, Rasulullah SAW menyampaikan beberapa pesan penting kepada umat Islam. Berikut isi khutbah Jum’at pertama Nabi Muhammad SAW yang dikutip dari kitab Miftahul Asror Malik Syahadat Nabi Muhammad, Abu Bakar, Umar, Usman dan Ali.

“Segala puji bagi Allah Subhanahu wa ta’ala. Saya memuji dia, saya meminta bantuan, pengampunan dan bimbingannya. Saya percaya padanya dan saya tidak percaya padanya. Saya memusuhi mereka yang tidak percaya padanya. Saya bersaksi bahwa tidak ada Tuhan selain Allah, Dia tidak memiliki mitra dan Muhammad adalah hamba dan utusan-Nya. Dia mengutusnya dengan petunjuk, cahaya dan nasihat setelah sekian lama tanpa mengirim seorang utusan, memiliki sedikit pengetahuan, manusia hilang, waktu berlalu, hari penghakiman dan kematian sudah dekat. Barangsiapa menaati Allah subhanahu wa ta’ala dan Rasul-Nya benar-benar mendapat petunjuk. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya, maka sesungguhnya ia telah durhaka dan tersesat.

Saya perintahkan kalian untuk bertakwa kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Ini adalah kehendak terbaik seorang Muslim. Dan seorang muslim harus selalu mengingat kehidupan di akhirat dan menuntut takwa kepada Allah subhanahu wa ta’ala. Berhati-hatilah dengan apa yang diperingatkan oleh Allah subhanahu wa ta’ala. Karena itu peringatan tidak seperti yang lain. Sesungguhnya, takwa kepada Allah yang dipraktikkan dalam takut kepada-Nya memperoleh pertolongan Allah dalam segala urusan akhirat.

Barangsiapa di antara kamu senantiasa memperbaiki hubungan dengan Allah, baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan, dan hanya dengan niat mencari keridhaan Allah, maka ia akan beruntung di dunia dan menyelamatkan dirinya dari pahala setelah mati, padahal di akhirat setiap orang membutuhkan pahala karena apa dia lakukan di dunia ini.

Dan jika dia tidak melakukan semua itu, dia akan berharap rentang hidupnya lebih panjang. Allah memperingatkan Anda tentang hukumannya. Dialah yang benar perkataannya dan yang menepati janjinya.

Allah subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Al Quran Surat Qaf ayat 29:

مَا يُبَدَّلُ ٱلْقَوْلُ لَدَىَّ أَنَا۠ أَنَا۠ أَنَا۠ بِذنَِِِذن َِِِ۠ يدِ

Arab-Latin:
Mā yubaddalul-qaulu ladayya wa mā ana biẓallāmil lil-‘abīd.

Arti:
“Keputusan saya tidak dapat diubah dan saya tidak akan pernah menganiaya pelayan saya.”

Bertakwalah kepada Allah dalam urusan duniamu dan di akhirat, baik secara sembunyi-sembunyi maupun terang-terangan. Bagi orang-orang yang bertakwa, pasti akan menghapus kesalahannya dan melipatgandakan pahalanya. Mereka yang takut kepada Allah pasti akan mendapatkan kekayaan yang besar.

Bahkan, takut akan Tuhan dapat melindungi Anda dari kemarahan, hukuman dan murka-Nya. Takut akan Tuhan dapat mencerahkan wajah Anda, menyenangkan Tuhan, dan meningkatkan status Anda.

Lakukan bagianmu dan jangan abaikan hak Tuhan. Allah SWT mengajarimu dalam Kitab-Nya dan menunjukkan kepadamu jalan-Nya, agar Dia menjadi orang-orang yang beriman kepada-Nya dan yang menyangkal-Nya.

Maka berbuat baiklah sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu. Dan jadilah musuh dari musuh Tuhan. Berjuang di jalan Allah melalui jihad yang benar. Dia memilihmu dan menyebutmu Muslim. Mereka yang binasa mati dengan bukti yang jelas, dan mereka yang hidup hidup dengan bukti yang jelas.

Sebenarnya tidak ada masalah kecuali dengan pertolongan Allah SWT. Jadi lebih banyak berpikir tentang Tuhan dan berbuat baik di akhirat Anda. Karena siapa pun yang memelihara hubungan baik dengan Allah, maka ia juga memelihara hubungannya dengan orang lain.

Karena Allah Subhanahu wa ta’ala membuat keputusan untuk manusia sedangkan manusia tidak bisa mengambil keputusan untuk-Nya. Allah SWT memiliki segala yang ada pada manusia, sedangkan manusia tidak dapat memiliki apapun yang ada pada-Nya. Allah SWT maha besar. Tidak ada daya dan upaya kecuali dengan kekuatan Allah SWT.”

Setelah shalat I dan khutbah Jum’at, Rasulullah SAW dan para sahabat melanjutkan perjalanannya ke Madinah. Mereka tiba pada hari Senin 16 Rabiul Avwal atau 20 September 622 Masehi.(Dari berbagai sumber/Annisa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *