Kenapa Ada Bulan Sabit?

oleh
kenapa ada bulan sabit (istimewa)

Blogger Terbaik- Pada waktu-waktu tertentu, bulan berbentuk sabit. Di tahap lain, lingkari sepenuhnya. Mengapa satelit Bumi bisa berbentuk seperti itu?

Bulan sendiri memiliki beberapa fase yaitu bulan baru, bulan sabit, bulan parsial (early neophyte), memudarnya, bulan purnama, final waxing, bulan parsial (late neophyte) hingga bulan sabit terakhir. Seperti Bumi, Bulan memiliki siang dan malam, yang berubah saat Bulan berotasi.

Matahari selalu menyinari separuh Bulan sementara separuh lainnya tetap gelap, tetapi seberapa banyak sisi terang yang kita lihat berubah saat Bulan bergerak dalam orbitnya.

Dikutip dari situs National Aeronautics and Space Administration (NASA) AS, bulan sabit terjadi dalam dua fase. Yaitu, setelah bulan baru bergerak ke bulan sabit yang membesar, seperti yang terjadi sekarang, dan bulan baru berakhir sebelum bulan baru (bulan sabit yang memudar).

Dikutip dari akun Instagram Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), bulan sabit pertama terjadi ketika kurang dari separuh permukaan Bulan ke arah Bumi memantulkan sinar matahari.

Akibatnya, hanya sebagian kecil Bulan yang terlihat oleh kita dari Bumi. Itu terlihat seperti bulan sabit.
Bulan sabit juga tidak selalu terlihat sama.

Bulan sabit biasanya muncul dari tanah dalam bentuk U atau C. Ini adalah konsekuensi dari Bulan mengelilingi Bumi dan Bumi mengelilingi Matahari.

NASA juga mengatakan bahwa kita dapat melihat Bulan sebagai bentuk U, bukan C, tergantung di mana pengamat berada.

Bumi berputar mengelilingi Matahari, dan kemiringan Bumi pada porosnya terkadang mengarahkan Belahan Bumi Utara ke arah Matahari dan terkadang Belahan Bumi Selatan mengarah ke Matahari.

Inilah mengapa kita memiliki musim di bumi ini. Namun, hal ini juga mengubah jalur tampak Bulan di langit malam saat seorang pengamat di Bumi melihat ke Bulan.

Terkadang Bulan miring ke arah cakrawala dan terkadang bergerak lurus ke bawah menuju cakrawala. Saat bulan sabit bergerak lurus ke bawah menuju cakrawala, kita melihat Bulan berbentuk U.

Banyak juga yang menggambarkannya sebagai “tanduk” Bulan yang mengarah ke atas.
Pemandangan ini bisa terjadi sekali atau dua kali dalam setahun, tergantung garis lintang lokasi pengamat. (Dari berbagai sumber/Annisa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *