Jenis-Jenis Bullying  dan Cara Mencegahnya

oleh
Ilustrasi stop bullying (Foto: Istimewa)

Blogger Terbaik – Akhir-akhir ini, kasus bullying banyak terjadi di Indonesia. Bullying adalah salah satu permasalahan serius yang dapat memengaruhi anak-anak, remaja, bahkan orang dewasa pada saat ini.

Bullying merupakan sebuah tindakan agresif atau penganiayaan yang dilakukan secara berulang kali oleh satu individu atau sekelompok individu terhadap yang lain, dengan tujuan untuk mendominasi atau merendahkan korban.

Tindakan bullying ini, terbagi menjadi tujuh jenis ataupun kategori, di antaranya:

1. Kontak fisik langsung

Perilaku bullying yang melakukan tindakan fisik umumnya mudah diidentifikasi. Tindakan tersebut dapat berupa  memukul, mendorong, menggigit, menjambak, mencubit, mencakar dan lain sebagainya. Mengunci seseorang dalam ruangan, memeras dan merusak barang orang lain juga termasuk dalam tindakan perundungan.

2. Kontak verbal langsung

Perundungan juga dapat berupa ancaman, merendahkan, mencela, mengejek, memaki, mengintimidasi dan mengganggu. Memberi panggilan nama (name-calling), sarkasme dan menyebarkan berita palsu juga termasuk bullying dalam verbal langsung.

3. Perilaku non-verbal langsung

Contoh bullying non verbal langsung yaitu tatapan sinis, menjulurkan lidah dan memperlihatkan ekspresi yang merendahkan, mengejek, atau mengancam. Namun, tindakan non verbal ini umumnya dilakukan bersama tindakan fisik dan verbal.

4. Perilaku non verbal tidak langsung

Faktanya, perundungan juga dapat terjadi secara non verbal tidak langsung. Contohnya adalah memanipulasi persahabatan sehingga menjadi retak, mengucilkan atau mengabaikan secara sengaja atau mendiamkan seseorang.

5. Cyber bullying

Di era yang serba digital seperti sekarang ini, tindakan bullying juga marak terjadi secara online. Contohnya dengan membuat video yang mengintimidasi dan pencemaran  nama baik lewat media sosial.

6. Pelecehan seksual

Pelecehan seksual juga merupakan salah satu bentuk tindakan bullying. Perilaku ini dapat berupa agresi fisik atau verbal. Agresi merupakan perilaku yang dilakukan secara sengaja untuk  menyebabkan kerusakan fisik atau mental seseorang.

7. Perundungan emosional

Hal ini terjadi saat seseorang berusaha mendapatkan apa yang mereka inginkan, akan tetapi dengan cara membuat orang lain (korban) merasa marah, takut, cemas, hingga merasa tidak nyaman.

Perundungan emosional juga dapat menyebabkan gangguan kesehatan mental pada korbannya. Contoh perundungan emosional seperti mengejek, menggoda, mengancam, meremehkan, berbohong, hingga mempermalukan korban.

Untuk mengatasi masalah ini, pencegahan terhadap bullying menjadi langkah kunci dalam membentuk lingkungan yang aman dan ramah bagi semua orang.

Pencegahan bullying dapat dilakukan dengan mengajak  anak berbicara seputar apa yang mereka anggap sebagai perilaku baik dan buruk di sekolah, di lingkungan sekitar maupun di media sosial.

Pastikan orang tua juga memiliki komunikasi yang terbuka terhadap anak agar mereka merasa nyaman untuk memberi tahu apa pun yang terjadi dalam kehidupannya.

Lakukan pencegahan bullying secara menyeluruh dan terpadu. Langkah preventif ini bisa mulai dari anak, keluarga, sekolah maupun masyarakat. Berikut 4 pencegahan bullying yang dapat dilakukan:

1. Pencegahan melalui anak

Bimbinglah anak supaya mampu mendeteksi potensi terjadinya bullying sedini mungkin. Dorong mereka untuk dapat melawan tindakan perundungan yang menimpanya.

Berikut beberapa cara yang dapat dilakukan untuk mencegah bullying melalui anak:

  • Hindarilah kelompok yang suka merundung.
  • Bimbinglah anak untuk dapat memilih kelompok bermain yang tepat.
  • Kenalkan anak pada orang dewasa yang dapat membantu mereka ketika mengalami perundungan. Misalnya, guru atau pendamping pada lokasi tertentu.
  • Ajarkan anak untuk mengelola emosi saat anak mengalami perundungan. 
  • Mintalah anak untuk selalu terbuka dan bercerita mengenai segala bentuk kegiatan ataupun perundungan yang terjadi. 

Orang tua juga perlu mengajarkan anak supaya anak dapat memberikan bantuan saat melihat bullying

2. Pencegahan dari keluarga

Keluarga bisa melakukan beberapa pencegahan untuk menghindari anak dari perundungan, seperti:

  • Memperkuat pola asuh yang mengajarkan cinta kasih kepada sesama dan menanamkan nilai-nilai keagamaan. 
  • Membentuk lingkungan yang penuh kasih sayang dan aman. 
  • Bangun rasa percaya diri pada anak.
  • Pupuklah rasa keberaniannya.
  • Tanamkan ketegasan dalam dirinya. 
  • Ajarkan etika dan rasa empati agar anak dapat menghargai dan peduli terhadap sesama.
  • Jangan ragu untuk memberikan teguran saat ia melakukan sebuah kesalahan.
  • Selalu dampingi anak dalam menyerap informasi dari televisi, internet dan media elektronik lainnya.

3. Pencegahan di sekolah

Berikut tindakan preventif bullying yang dapat dilakukan di sekolah:

  • Membuat sistem pencegahan berupa pesan kepada murid bahwa kita tidak menerima perilaku bully di sekolah atau dimanapun dan membuat kebijakan “anti bullying”.
  • Membangun komunikasi efektif antara guru dan murid.
  • Rutin membuka ruang diskusi dan ceramah mengenai perilaku bully di sekolah.
  • Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang aman, nyaman dan kondusif.
  • Menyediakan bantuan kepada murid yang menjadi korban bully.
  • Melakukan pertemuan berkala antara orangtua atau komite sekolah

4. Pencegahan di masyarakat

Salah satu contohnya dengan membangun kelompok masyarakat yang peduli terhadap perlindungan anak, mulai dari tingkat desa atau kampung.

Dalam masyarakat ada beberapa hal yang bisa berguna sebagai pencegahan, seperti:.

  • Ajarkan kelompok muda untuk melakukan berbagai kegiatan sosial.
  • Membangun kelompok masyarakat yang peduli terhadap perlindungan anak. Caranya bisa dimulai dari tingkat desa/kampung (Perlindungan Anak Terintegrasi Berbasis MAsyarakat : PATBM). 

Berbagai tindakan sebagai langkah pencegahan perlu anak-anak kenal sejak dini. Hal ini karena tindakan perundungan dapat terjadi kapan saja. Pencegahan bullying adalah tanggung jawab bersama yang melibatkan individu, sekolah, tempat kerja, dan masyarakat.

Dengan meningkatkan kesadaran, mendukung korban, dan memberikan konsekuensi kepada pelaku, kita dapat membangun lingkungan yang lebih aman dan mengurangi tindakan bullying.

(Dari berbagai sumber/ Mifta Khurokhmah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *