Jangan Sampai Tertukar, Berikut 3 Perbedaan Psikolog, Psikiater Dan Konselor

oleh
Ilustrasi seorang psikolog ( Foto: Istimewa)

Blogger Terbaik – Kesehatan mental merupakan salah satu hal yang sangat penting untuk diperhatikan. Dalam menjaga kesehatan mental, terkadang kita memerlukan individu lain. Dalam hal ini, peran seorang konselor, psikolog, hingga psikiater sangat dibutuhkan. Ketiga profesi tersebut dapat membantu orang dengan masalah mental secara profesional. Sayangnya, banyak yang belum mengetahui apa perbedaan konselor, psikolog, dan psikiater.

Berikut ini adalah 3 perbedaan antara psikolog, psikiater dan konselor yang perlu diperhatikan.

1. Definisi 

  • Psikolog

Psikolog adalah sebutan yang melekat pada seseorang yang mendalami ilmu psikologi melalui program magister profesi psikologi. Perlu digaris bawahi bahwa psikolog bukanlah dokter medis, melainkan seorang tenaga profesional yang menangani bidang kesehatan mental.

Untuk menjadi psikolog, seseorang harus menempuh pendidikan program sarjana psikologi selama kurang lebih empat tahun. Kemudian akan menempuh pendidikan Magister Psikologi Profesi (Mapro) kurang lebih selama dua tahun guna mendapatkan gelar magister psikologi dan psikolog. . Di mana psikolog setidaknya melalui masa pendidikan sekitar enam tahun di jurusan psikologi. Kemudian dilanjutkan dengan mengikuti berbagai praktik dan uji profesi yang diawasi oleh tenaga ahli.

Tugas psikolog sendiri ialah bertanggung jawab untuk mengidentifikasi tanda-tanda emosional yang berasal dari faktor sosial, budaya, dan lingkungan. Selain itu, juga melakukan pemeriksaan berdasarkan pola pikir pasien yang berpengaruh pada kinerja otak dan kesehatan mental.

  • Psikiater

Psikiater merupakan pekerjaan dengan latar belakang pendidikan kedokteran. Sehingga, psikiater termasuk dalam dokter medis. Psikiater adalah seorang  lulusan sarjana kedokteran yang mengambil spesialis kedokteran jiwa, sehingga bergelar Sp.KJ.

Untuk mendapat gelar psikiater (Sp.KJ), seseorang harus menempuh pendidikan kedokteran umum, kemudian melanjutkan Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) selama kurang lebih empat tahun untuk mempelajari tentang diagnosis dan perawatan masalah kesehatan mental.

  • Konselor

Berbeda dengan psikolog maupun psikiater, sebenarnya seorang konselor tidak secara spesifik berasal dari pendidikan psikologi. 

Untuk menjadi konselor, seseorang harus menyelesaikan pendidikan di jurusan konseling dengan area fokus yang beragam. Seperti pada bidang konseling karier, hubungan sosial dan budaya, atau bidang pertumbuhan, perkembangan, dan hubungan antar manusia.

 Tugas utama konselor ialah mengidentifikasi tujuan dan aspirasi klien, serta memberikan solusi untuk mengatasi masalah mereka.

2. Kondisi yang ditangani

Sebelum memutuskan untuk mencari bantuan, sangat penting untuk memahami perbedaan dalam kondisi yang ditangani oleh psikolog, psikiater, dan konselor.

Dengan memahami perbedaan ini, Anda dapat membuat keputusan yang lebih tepat mengenai siapa yang harus kamu hubungi untuk mendapatkan bantuan sesuai dengan kondisi Anda.  Baik konselor, psikolog, dan psikiater memiliki peran yang berbeda, terutama dalam metode yang digunakan untuk menangani kondisi pasien.

Psikiater cenderung menangani kondisi kesehatan mental yang lebih kronis, seperti skizofrenia, bipolar disorder, atau depresi akut yang memerlukan perawatan medis lebih lanjut.

Apabila mengalami masalah pada kehidupan sehari-hari, seperti masalah keluarga, pasangan, dan karir, maka dapat menemui konselor atau psikolog. Dimana psikolog lebih cocok untuk menangani masalah perilaku, belajar, kecemasan, atau depresi ringan tanpa perlu perawatan medis. Sementara itu, konselor, biasanya membantu kasus-kasus yang serupa dengan psikolog, terutama yang berkaitan dengan tekanan dalam kehidupan sehari-hari, masalah multikultural dan keberagaman, serta perkembangan manusia dari masa kanak-kanak hingga dewasa.

Akan tetapi jika diperlukan asesmen klinis atau diagnosis yang lebih mendalam, tindakan lanjutan biasanya akan dilakukan oleh seorang psikolog yang memiliki kualifikasi untuk melakukan tes atau mendiagnosis gangguan mental.

3. Peran dan penanganan

Peran dan kapasitas mereka dalam membantu menangani masalah kesehatan juga terdapat perbedaan. Dimulai dari psikolog yang dalam tugasnya fokus menangani keluhan mental dengan memberikan penanganan psikologi. Seperti dengan melakukan terapi yang melibatkan komunikasi untuk membangun dan menilai perasaan, pikiran, dan perilaku dari pasien.

Peran seorang konselor sedikit mirip dengan psikolog, di mana mereka sama-sama menangani keluhan mental dengan memberikan penanganan psikologi.

Namun, mereka tidak dapat melibatkan assessment klinis layaknya yang dilakukan oleh seorang psikolog, seperti melakukan tes atau mendiagnosis gangguan mental. Mereka hanya berfokus membantu dengan cara mendengarkan keluhan klien, mengembangkan rencana treatment nonmedis serta memberikan evaluasi profesional yang dapat membantu klien meningkatkan kemampuannya untuk mengatasi masalah dan mengambil keputusan.

Selanjutnya adalah psikiater. Psikiater dapat melakukan penanganan psikologi dengan  penanganan medis. Psikiater dapat meresepkan obat dalam pengobatannya karena mereka bisa memonitor dampak penyakit mental pada kondisi kesehatan fisik, serta hubungan antara keduanya.

Selain resep obat, psikiater juga dapat menyarankan jenis penanganan medis seperti electroconvulsive therapy (ECT) dan psikoterapi, yang nantinya akan bekerja sama dengan seorang psikolog.

Semoga bermanfaat.

(Dari berbagai sumber/ Mifta Khurokhmah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *