Doktor FKG UI Teliti Implikasi Periodontitis Terhadap Hendaya Kognitif

oleh
Foto drg Fatimah bersama teman dan keluarga setelah sidang terbuka selesai.

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI) menyelenggarakan sidang terbuka promosi doktor Ilmu Kedokteran Gigi dengan promovendus drg. Fatimah Maria Tadjoedin, Sp.Perio. Ia dinyatakan lulus dan menjadi doktor kedua yang lulus tahun ini dari fakultas tersebut, sekaligus doktor ke-120 dengan predikat cumlaude sempurna (4.0). Dr. Fatimah menyampaikan disertasi yang berjudul “Implikasi Periodontitis terhadap Hendaya Kognitif melalui Status Periodontal dan Komposisi Mikrobiota Subgingiva (Model Prediksi Status Kognitif).

Sidang Promosi Doktor tersebut diketuai oleh Prof. Dr. M. F. Lindawati S.Kusdhany, drg., Sp.Pros(K), Dekan FKG UI, dengan promotor Prof. Dr. Sri lelyati, drg., S.U., Sp.Perio(K), dan ko-promotor 1 Prof. Dr. M. F. Lindawati S. Kusdhany, drg., Sp.Pros(K) dan ko-promotor 2 Prof. drg. Boy M. Bachtiar, M.S., Ph.D., PBO. Tim penguji pada sidang tersebut adalah Prof. Dr. Yuniarti Soeroso, drg., Sp.perio(K), Dr. dr. Yuda Turana, Sp.S, Prof. Dr. Tri Budi W. Rahardjo, drg., M.S., Prof. Dr. dr. Raden Irawati Ismail, Sp.KJ(K), M.Epid, dan drg. Melissa Adiatman, Ph.D.

Dalam sidang tersebut, Dr. Fatimah memaparkan periodontitis merupakan penyakit multifaktorial kronis yang ditandai dengan kerusakan jaringan pendukung gigi. Periodontitis menjadi masalah kesehatan masyarakat karena prevalensinya yang tinggi, dapat menyebabkan kehilangan gigi, serta mengganggu fungsi pengunyahan dan kualitas hidup. Penuaan populasi global berdampak pada peningkatan prevalensi periodontitis dan penyakit degeneratif kronis termasuk demensia. Individu dengan hendaya kognitif berisiko untuk terjadinya demensia. Identifikasi faktor risiko sangat penting dalam mencegah hendaya kognitif maupun demensia di masa depan.

Penelitian yang dilakukan oleh Dr. Fatimah diikuti oleh 202 subjek periodontitis berusia lebih dari 45 tahun. Desain penelitian ini adalah kasus kontrol dengan hendaya kognitif sebagai kelompok kasus dan kognitif normal sebagai kelompok kontrol. Pemeriksaan komposisi mikrobiota subgingiva secara metagenomik dilakukan pada 28 subjek periodontitis lansia yang berusia lebih dari 60 tahun dan tidak merokok. Status kognitif diperiksa menggunakan instrumen Hopkins Verbal Learning Test dan Mini-Mental State Examination yang telah divalidasi di Indonesia.

Fatimah menjelaskan bahwa pemeriksaan faktor risiko hendaya kognitif meliputi bebebapa status. Status faktor periodontal meliputi indeks plak, indeks kebersihan mulut, indeks perdarahan papila, jumlah gigi, unit gigi fungsional, dan tingkat keparahan periodontitis. Faktor sosiodemografi meliputi usia, jenis kelamin, lama pendidikan, status pekerjaan, status pernikahan, dan tempat tinggal. Faktor sistemik dan lingkungan yang meliputi status hipertensi, obesitas, olahraga, dan merokok.

“Periodontitis yang diukur dari berbagai parameter klinis periodontal, berhubungan signifikan dengan hendaya kognitif. Pemeliharaan microbiota periodontal sangat penting sebagai salah satu upaya mencegah hendaya kognitif,” ujar Dr. Fatimah. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa indeks plak, indeks perdarahan papila, jumlah gigi, usia, lama pendidikan, dan status hipertensi merupakan faktor-faktor yang paling berperan terhadap status kognitif. Penelitian tersebut berhasil memeroleh suatu model prediksi status kognitif yang dapat digunakan oleh dokter gigi. Disertasi ini juga menunjukkan adanya keragaman microbiota subginginva antara subjek periodontitis lansia yang hendaya kognitif dengan kognitif normal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *