Doa Saat Dilanda Amarah dan Emosi

oleh
Ilustrasi seseorang sedang marah (Foto: Istimewa)

Blogger Terbaik – Marah merupakan emosi yang normal dialami setiap orang. Merasa marah terhadap situasi tertentu merupakan tindakan yang normal.

Marah bisa terjadi dari siapa saja dan dalam kondisi apapun. Namun, sesungguhnya, marah tidaklah baik bagi diri manusia.

Pada saat marah ataupun murka melanda, akan banyak timbul hal-hal negatif yang dapat berdampak pada orang lain. Akal sehat tidak bekerja sehingga sikap yang diambil sering kali tidak terkendali. 

Dapat mengendalikan amarah merupakan  salah satu ciri orang yang bertakwa. Di surat Ali Imran, Allah menyebutkan beberapa kriteria orang yang bertaqwa. Diantara yang Allah sebutkan adalah

وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ

“…dan orang-orang yang menahan amarah dan suka memaafkan orang lain.” (QS. Ali Imran: 134)

Kita memahami bahwa sifat baik yang ada pada diri orang yang bertaqwa sangatlah banyak. Namun sifat baik yang Allah puji dalam ayat ini salah satunya adalah menahan amarah.

Dikarenakan menahan amarah membutuhkan usaha yang besar, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam  pun menyebutkan bahwa orang yang mampu menahan amarah sebagai orang yang hebat. Dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda,

ليسَ الشديدُ بالصّرعَةِ، إنما الشديدُ الذي يملكُ نفسهُ عند الغضب

“Orang hebat bukanlah orang yang selalu menang dalam pertarungan. Orang hebat adalah orang yang bisa mengendalikan diri ketika marah.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam juga mengatakan, mereka yang berusaha menahan amarahnya, akan Allah banggakan di depan seluruh makhluk-Nya

Dari Muadz bin Anas Al-Juhani radhiyallahu anhu, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam bersabda:

مَنْ كَظَمَ غَيْظاً وَهُوَ قادرٌ على أنْ يُنفذهُ دعاهُ اللَّهُ سبحانهُ وتعالى على رءوس الخَلائِقِ يَوْمَ القيامةِ حتَّى يُخيرهُ مِنَ الحورِ العين ما شاءَ

Siapa yang berusaha menahan amarahnya, padahal dia mampu meluapkannya, maka dia akan Allah panggil di hadapan seluruh makhluk pada hari kiamat, sampai Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari yang dia kehendaki. (HR. Abu Daud, Turmudzi, dan dihasankan Al-Albani).

Rasulullah SAW sejak awal telah menyadari bahayanya seseorang  yang berada di bawah pengaruh amarah ataupun kemarahan. Oleh karena itu, Rasulullah SAW mengajarkan bagaimana cara mengatasi amarah yang sedang bergejolak dalam batin seseorang.

Rasulullah SAW mengajarkan antara lain doa sebagai berikut.

اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِيْ ذَنْبِيْ ، وَأَذْهِبْ غَيْظَ قَلْبِيْ ، وَأَجِرْنِيْ مِنَ الشَّيْطَانِ

Allâhummaghfirlî dzanbî, wa adzhib ghaizha qalbî, wa ajirnî minas syaithâni.

Artinya, “Tuhanku, ampunilah dosaku, redamlah murka hatiku, dan lindungilah diriku dari pengaruh setan.”

Selain itu, Rasulullah juga mengajarkan satu kalimat yang dapat meredakan amarah seseorang. Dari sahabat Sulaiman bin Surd radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan,

Suatu hari saya duduk bersama Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu ada dua orang yang saling memaki. Salah satunya telah merah wajahnya dan urat lehernya memuncak. Kemudian Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

إِني لأعلمُ كَلِمَةً لَوْ قالَهَا لذهبَ عنهُ ما يجدُ، لَوْ قالَ: أعوذُ بالله مِنَ الشَّيْطانِ الرَّجيمِ، ذهب عَنْهُ ما يَجدُ

‘Sungguh saya mengetahui ada satu kalimat, jika dibaca oleh orang ini, marahnya akan hilang. Jika dia membaca ta’awudz: A’-uudzu billahi minas syaithanir rajiim, marahnya akan hilang’.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Imam Al-Qusyairi dalam kitab Risalah Al-Qusyairi jilid 2 halaman 214 menyebutkan doa agar saat kita marah, kita dijauhkan berucap hal-hal kebencian, sebagai berikut:

اللهم اسألك كلمة الحق في الغضب والرضىا

Allahumma as’aluka kalimatal haq fi ghadab wa ridla

Artinya: “Ya Tuhan, aku memohon kepadaMu perkataan yang benar pda saat marah dan ridha.”

Amalkan doa di atas saat Anda sedang marah. Insya Allah kemarahan Anda masih akan terkontrol dengan baik. Sehingga tidak akan merugikan diri Anda sendiri.

Semoga bermanfaat.

(Dari berbagai sumber/ Mifta Khurokhmah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *