Batu yang Dilempar Bekas Jumrah Ternyata Dibawa ke Sini

oleh
batu lemparan jumrah (istimewa)

Blogger Terbaik – Salah satu ritual ziarah adalah rajam jumrah. Lempar Jumrah, atau lempar Jumrah, melibatkan peziarah yang melempar batu ke tiga pilar yang berdiri bersama di sebuah tempat bernama Jamarat di Mina, sebelah timur Mekkah di Arab Saudi.

Jumlah batu yang dilempar mungkin ribuan, bahkan mungkin jutaan. Ingatlah bahwa setiap paroki melempar 7 batu.

Tapi kemudian muncul pertanyaan: di mana Anda menggunakan batu untuk melempar jumra? Apakah itu dibiarkan begitu saja atau ada sesuatu yang dilakukan pada batu-batu itu?

Saudi Press Agency (SPA) mengungkapkan bagaimana batu-batu itu dilemparkan. Seorang karyawan perusahaan Kedana, yang merupakan direktur eksekutif dan pengembang situs keramat, mengatakan kepada SPA bahwa batu dikumpulkan oleh masyarakat segera setelah ritual rajam selesai.

“Gizo langsung jatuh dan mengendap di basement pabrik Jamarat. Kerikil terakumulasi dalam tiga kolom hingga kedalaman 15 meter,” kata E. Ahmed Al-Subhi, menurut Saudi Gazette.

Jemaah haji melemparkan batu mereka ke pilar yang melambangkan rajam setan selama ibadah haji tahunan di Mina, Arab Saudi, pada 9 Juli 2022.

Setelah itu muncul mesin ban berjalan yang mengambil batu-batu yang dilempar oleh masyarakat. Proses penyaringan kemudian dilakukan dan air disemprotkan untuk menghilangkan debu dan kotoran yang menempel pada batu. Kerikil tersebut kemudian dipindahkan ke kendaraan dan disimpan untuk digunakan pada musim haji berikutnya.

Al-Subhi membenarkan bahwa jumlah batu disesuaikan dengan jumlah jemaah. Di sisi lain, dalam struktur dan manajemen Sorajumrah, ada perusahaan lain bernama Hadiyah-Haji dan Karunia Mu’tamer yang bekerja sama dengan Kedana dan mengimplementasikan inisiatif untuk kepentingan jamaah. Batu lempar jumra dikumpulkan setelah masyarakat menyelesaikan lempar jumra.

Organisasi tersebut mengirimkan lebih dari 80.000 kantong kerikil untuk dilemparkan ke Jamarat dan mendistribusikannya ke 300 titik kontak jamaah di trotoar Muzdalifah, tidak termasuk jembatan Jamarat di Mina. Inisiatif organisasi ini dilakukan di bawah pengawasan langsung Kedana dan bertujuan untuk membantu para peziarah dalam menjalankan ritualnya.

Saat melempar jumrah, setiap jamaah harus mengumpulkan tujuh batu untuk dilemparkan ke setiap tiang jamarat. Ada tiga monumen untuk rajam yaitu Ula, Wustha dan Aqabah. Jarak antara masing-masing tiang adalah 200-250 meter. Tiang ini menandakan tempat munculnya setan yang kemudian dilempar oleh Nabi Ibrahim AS.

Batu-batu bekas lemparan dikumpulkan dan dibersihkan untuk digunakan kembali pada musim haji berikutnya.

Ritual ini bukan sekadar pelemparan batu sembarangan ke tiang, tapi simbol bahwa umat Islam berziarah melawan Setan. Tujuan rajam adalah agar setan merasa tersinggung dan terhina ketika orang beriman mengingat Allah dan memenuhi perintah-Nya. Oleh karena itu, jemaah terus bernyanyi saat rajam mengingat kekuasaan Allah SWT.

Sekarang mengapa Anda tidak khawatir, kemana perginya batu Jumra yang dilempar? Semoga itu membantu!(Dari berbagai sumber/Annisa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *