Bahaya! Rentan Kena Phising, Ratusan Juta Informasi Pribadi di Facebook Bocor

oleh
Facebook. (Foto: DokNet)

Facebook telah berulang kali dituduh tidak hanya melakukan praktek bisnis anti persaingan, namun juga strategi yang melanggar privasi pengguna agar mendapatkan keuntungan pribadi.

Sekarang, episode drama terbaru terkait keamanan data pribadi yang melibatkan raksasa jejaring sosial itu kembali terjadi.

Situs Slash Gear, Senin (5/4/2021) melaporkan, ratusan juta informasi pribadi pengguna dilaporkan bocor secara gratis melalui dunia Maya.

Kebocoran ini diduga disebabkan oleh kelalaian Facebook. Alhasil, para pengguna harus mengalami kerentanan terkena phising.

Akibatnya, lebih dari 533.000.000 informsi pengguna Facebook terbuka ke dunia. Meskipun untungnya tidak menyertakan kata sandi yang akan membuatnya lebih mudah untuk diretas ke akun secara langsung.

Adapun, informsi tersebut menyertakan ID Facebook, nomor telepon, nama lengkap, tanggal lahir, dan beberapa alamat email.

Secara keseluruhan, informasi ini dapat dipakai untuk skema phishing atau penipuan untuk mendapatkan kredensial orang atau bahkan informasi kartu kredit.

Business Insider menyebutkan perwakilan Facebook menunjuk ke kerentanan lama sebagai sumber kebocoran data besar-besaran ini.

Pada tahun 2019, kerentanan itu memungkinkan peretas untuk menghapus nomor telepon dari server Facebook tanpa banyak usaha. Facebook sendiri mengklaim hal itu dapat menambal kerentanan tetapi sepertinya sudah terlambat.

Awal tahun 2021 ini, ada laporan tentang peretas yang menjual bot yang akan memberikan nomor telepon pengguna Facebook dengan harga tertentu. Hampir tiga bulan kemudian, seluruh kumpulan data telah tersedia untuk forum peretasan secara gratis.

Untuk diketahui, Facebook sebenarnya telah mencoba mengatasi masalah ini sejak kasus Cambridge Analytica yang menghebohkan pada tahun 2016 lalu. Namun sayangnya, hingga saat ini msalah klasik Facebook tersebut belum sepenuhnya terselesaikan.

Namun sayang, tidak seperti insiden peretasan kata sandi, karena dalam kasus terbaru ini hanya sedikit yang bisa dilakukan Facebook sekarang. Pasalnya, data pengguna sudah tersedia di luar sana.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *