Perjalanan Pencari Kebenaran Salman Al-Farisi,  Perancang Strategi Khandaq

oleh
(Foto: Istimewa)

Blogger Terbaik – Salman al-Farisi merupakan salah satu figur penting dalam sejarah Islam. Salman adalah seorang sahabat Nabi yang berasal dari bangsa Persia, yaitu dari sebuah desa bernama Jayyun di kota Isfahaan.

 Beliau lahir di Jayyun pada tahun 568 M. Nama lengkapnya Mabah bin Budzkhasyan bin Mousilan bin Bahbudzan bin Fairuz bin Sahrk Al-Isfahani. Namun, ia lebih dikenal dengan nama Salman Al-Farisi. Namun dikalangan sahabat lainnya ia dikenal dan dipanggil dengan nama Abu Abdullah. Biografi lengkapnya adalah kisah perjalanan hidup yang menginspirasi dalam sejarah Islam.

Masa Awal Kehidupan:

Salman al-Farisi dilahirkan dalam keluarga bangsawan pemeluk agama Majusi yang menyembah api.  Ketika dia masih muda, dia mulai mencari kebenaran spiritual dan berkeliling ke berbagai tempat di timur tengah dalam pencariannya.

Hal ini berawal dari ia yang menjadi penganut Majusi yang taat sesuai dengan kepercayaan yang dianut kaumnya. Kemudian pada suatu hari, Salman diperintahkan Ayahnya untuk mengecek tanah milik ayahnya yang berada di desa ataupun kota sebrang.

 Dalam perjalanannya ia berhenti di sebuah rumah peribadatan kaum Nasrani, ia kemudian merasa kagum dengan cara beribadah umat Nasrani. Hal tersebut membuatnya menganut Nasrani dan ingin belajar agama tersebut. Kemudian ia berkelana di negeri Timur Tengah, namun pencariannya tak berhenti sampai di situ.

Perjumpaan dengan Islam:

Salman al-Farisi pertama kali mendengar tentang Islam saat berada di Suriah. Ia mendengar tentang seorang nabi yang akan muncul di semenanjung Arab. Pencariannya memuncak ketika dia tiba di Madinah dan bertemu dengan Nabi Muhammad SAW. Salman al-Farisi menjadi seorang Muslim dan menemukan kebenaran yang selama ini dia cari.

Peran dalam Perang dan Kontribusi:

Salman al-Farisi berpartisipasi dalam berbagai peperangan bersama Nabi Muhammad, termasuk Pertempuran Uhud dan Pertempuran Khandaq. Selain itu, dia memberikan kontribusi besar dalam pembangunan parit selama Pertempuran Khandaq.

Dalam perang ini terdapat satu strategi perang yang diterapkan yaitu menggali parit, yang diusulkan oleh Salman Al-Farisi. Ini juga menjadi perang pertama dalam sejarah Islam yang menggunakan penggalian parit sebagai strategi perang.

Pada saat itu, strategi perang tersebut hanya dikenal oleh bangsa-bangsa di luar Arab saja. Rasulullah bahkan mengagumi strategi Salman Al-Farisi itu.

Strategi yang diusulkan oleh Salman tersebut, merupakan ingatannya terhadap bagaimana panglima besar bisa mempertahankan kota Persia dari Romawi. Ia berkata bahwa parit harus digali agak lebar dan dalam di muka pagar kota Madinah, dan pasukan Islam bisa bertahan di balik parit tersebut.

Jika musuh mendekati parit tersebut, maka pasukan Islam akan menampakkan diri kepada musuh untuk memancingnya. Ini menjadi langkah yang digunakan untuk menghancurkan musuh di parit tersebut apabila musuh berusaha melewatinya. Selain merupakan gagasan cemerlang yang disukai Rasulullah, berkat ide inilah mayoritas pasukan Islam merasa tergugah kembali semangatnya.

 Salman al-Farisi juga dikenal karena nasihat dan pengetahuannya dalam masalah-masalah penting di umat Islam. Sahabat nabi ini juga dikenal dengan sifat zuhudnya. Salman adalah sahanat utama yang taqwa, cerdas, dan bersahaja. Kendatipun dari golongan kelas atas dan seorang putera Persia, negeri yang terkenal dengan kemewahan, namun ia amat zuhud kepada dunia.

 Ketika menanti ajal, Sa’ad bin Abi Waqqash datang menjenguknya dan ia dapati Salman menangis, teringat pesan Rasulullah : “Hendaklah bagian masing-masingmu dari kekayaan dunia ini seperti bekal seorang pengendara”, sedangkan ia merasa hartanya masih banyak. Sa’ad mengatakan : “Saya perhatikan, tak ada yang tampak di sekelilingku kecuali satu piring dan sebuah baskom.”

Pengabdian dalam Islam:

Salman al-Farisi adalah salah satu dari Ashab al-Suffah, para sahabat yang tinggal di bawah atap Masjid Nabawi untuk belajar dan mengabdikan diri pada Islam. Dia adalah seseorang yang sangat mendalam ilmunya, terutama dalam bidang tafsir Al-Quran dan hukum Islam.

Pada masa kekhalifahan Umar bin Khatab, Salman diangkat menjadi seorang gubernur di kota Kuffah. Para penduduk Kuffah menyambut kedatangannya dengan sangat antusias, mereka memadati jalan raya untuk menyambut seorang gubernur baru.

Saat menjabat sebagai gubernur ia tetap merasa rendah hati sampai ada seorang yang menyangkanya bahwa ia adalah seorang kuli. Namun Salman menanggapinya dengan sangat ramah sekali ia pun tidak merasa keberatan atas hal tersebut.

Kematian:

Salman al-Farisi meninggal pada tahun 656 Masehi di Madinah. Namun, warisan dan pengaruhnya dalam Islam tetap hidup melalui generasi-generasi Muslim berikutnya.

(Dari berbagai sumber/ Mifta Khurokhmah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *