Beberapa Lelah Yang Disukai Oleh Allah dan Rasul-Nya

oleh
Ilustrasi seseorang lelah saat mencari nafkah (Foto: Istimewa)

Blogger Terbaik – Lelah merupakan sebuah kondisi ketika tubuh kekurangan energi, baik secara fisik maupun emosional.Lelah dalah suatu hal yang wajar dirasakan oleh semua orang.

Dalam menjalani rutinitas sehari-hari tentunya Kamu akan bertemu dengan satu titik bernama kelelahan, keletihan dan kepenatan. Baik itu lelah karena bekerja mencari nafkah untuk keluarga, lelah saat beraktivitas dalam mencapai cita, ataupun lelah dalam mengurus segala urusan.

Namun, lelah dalam Islam yang disebabkan aktivitas yang kita lakukan itu dapat menjadi berkah, bernilai sebagai amalan ibadah dan ladang pahala jika didasari niat untuk mengharap ridho Allah SWT.

Jika kelelahan, keletihan dan kepenatan melanda diri, ingatlah bahwa hal tersebut dapat menjadi sebuah perantara Allah untuk membuat hamba-Nya lebih dekat kepada-Nya. Membahas tentang leleh, terdapat beberapa rasa lelah yang sangat disukai oleh Allah dan Rasul-Nya, bahkan hal ini telah dijelaskan melalui al-Quran.

Berikut beberapa rasa lelah yang disukai oleh Allah dan Rasul-Nya yang telah tercantum dalam al-Quran.

1. Lelah dalam kesusahan dan sakit

Lelah dalam kesusahan dan sakit ini, dijelaskan melalui surah al-Baqarah ayat 155:

وَلَنَبْلُوَنَّكُم بِشَىْءٍ مِّنَ ٱلْخَوْفِ وَٱلْجُوعِ وَنَقْصٍ مِّنَ ٱلْأَمْوَٰلِ وَٱلْأَنفُسِ وَٱلثَّمَرَٰتِ ۗ وَبَشِّرِ ٱلصَّٰبِرِينَ

Artinya: “Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar”.

Ayai ini telah  menjelaskan bahwa orang-orang yang sabar dalam menghadapi cobaan akan ketakutan, kelaparan, kekurangan harta jiwa, dan sakit. Kemudian orang tersebut merasa lelah akan semua hal itu, akan tetapi orang tersebut masih tetap sabar,  maka rasa lelahnya akan disukai oleh Allah SWT. Seperti yang dikatakan oleh Hasan al-Bashri; “Keridhoan itu mulia, tetapi kesabaran adalah sandaran yang lebih utama bagi seorang mukmin.”

Lelah dalam kesusahan dan sakit juga selaras dengan sabda Rasulullah saw. “Jika seorang hamba sakit atau melakukan (perjalanan jauh), maka dicatat baginya pahala sebagaimana kebiasaan dia ketika mukim dan ketika sehat” (HR Bukhari: 2996)

2. Lelah dalam beribadah dan beramal

Hal ini telah dijelaskan pada surah al-Imran ayat 79:

مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَن يُؤْتِيَهُ ٱللَّهُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحُكْمَ وَٱلنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا۟ عِبَادًا لِّى مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلَٰكِن كُونُوا۟ رَبَّٰنِيِّۦنَ بِمَا كُنتُمْ تُعَلِّمُونَ ٱلْكِتَٰبَ وَبِمَا كُنتُمْ تَدْرُسُونَ

Artinya: Tidak mungkin bagi seseorang yang telah diberi kitab oleh Allah, serta hikmah dan kenabian, kemudian dia berkata kepada manusia, “Jadilah kamu penyembahku, bukan penyembah Allah,” tetapi (dia berkata), “Jadilah kamu pengabdi-pengabdi Allah, karena kamu mengajarkan kitab dan karena kamu mempelajarinya!”

Lelah dalam melaksanakan ibadah dan beramal adalah salah satu lelah yang sangat disukai oleh Allah SWT dan Rasul-Nya, sebab orang-orang yang melakukan ibadah dan amal tanpa mengenal rasa lelah adalah orang-orang yang sabar lagi ikhlas dalam menjalankan perintah-Nya. Dalam hadis juga telah dijelaskan bahwasanya Allah SWT membanggakan penduduk Arafah yang beribadah kepadanya walaupun dalam keadaan lusuh dan lelah.

“Sesungguhnya Allah membanggakan penduduk Arafah kepada malaikat-Nya pada siang Arafah, seraya berfirman,” Lihatlah kepada hamba-Ku mereka datang dalam kondisi lusuh dan berdebu.” (HR Ahmad, disahihkan oleh Albani)

3. Lelah karena mengandung, melahirkan dan menyusui

Lelahnya seorang ibu dalam mengandung, melahirkan dan menyusui telah dijelaskan pada surah Luqman ayat 14:

وَوَصَّيْنَا ٱلْإِنسَٰنَ بِوَٰلِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُۥ وَهْنًا عَلَىٰ وَهْنٍ وَفِصَٰلُهُۥ فِى عَامَيْنِ أَنِ ٱشْكُرْ لِى وَلِوَٰلِدَيْكَ إِلَىَّ ٱلْمَصِيرُ

Artinya: Dan kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyusuinya dalam usia dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang tuamu. Hanya kepada-Kulah kembalimu.

Lelah seorang ibu dalam mengandung, menyusui dan mengurus anaknya telah dijamin akan mendapatkan pahala dari Allah swt. Jika diiringi dengan niat benar-benar karena mengharapkan keridhoan dari Allah.

4. Lelah dalam menuntut ilmu

Hal tersebut telah termaktub dalam surah al-Imran ayat 79:

مَا كَانَ لِبَشَرٍ أَن يُؤْتِيَهُ ٱللَّهُ ٱلْكِتَٰبَ وَٱلْحُكْمَ وَٱلنُّبُوَّةَ ثُمَّ يَقُولَ لِلنَّاسِ كُونُوا۟ عِبَادًا لِّى مِن دُونِ ٱللَّهِ وَلَٰكِن كُونُوا۟ رَبَّٰنِيِّۦنَ بِمَا كُنتُمْ تُعَلِّمُونَ ٱلْكِتَٰبَ وَبِمَا كُنتُمْ تَدْرُسُونَ

Artinya: Tidak mungkin bagi seseorang yang telah diberi kitab oleh Allah, serta hikmah dan kenabian, kemudian dia berkata kepada manusia, “Jadilah kamu penyembahku, bukan penyembah Allah,” tetapi (dia berkata), “Jadilah kamu pengabdi-pengabdi Allah, karena kamu mengajarkan kitab dan karena kamu mempelajarinya!”

Orang yang merasa lelah saat menuntut ilmu akan dimuliakan oleh Allah dengan memudahkan baginya jalan menuju surga. Menuntut ilmu adalah suatu kewajiban seperti yang terdapat dalam hadis;

Menuntut ilmu adalah kewajiban bagi setiap muslim.” (hadis ini Shahih sebagaimana diriwayatkan oleh beberapa sahabat diantaranya; Anas bin Malik, Ibnu Abbas, Ibnu Umar, Ali bin Abi Thalib dan Abu Sa’id al-khudri. Bisa dilihat dalam sahih al-Jami: 3913).

Barangsiapa mendaki jalan untuk menuntut ilmu niscaya akan Allah mudahkan jalan baginya menuju surga. Sejatinya malaikat mengepakkan sayapnya sebagai tanda ridha bagi para pembawa ilmu. Seorang alim sejati akan dimohonkan ampun-nan oleh penduduk langit dan bumi serta ikan yang berada di lautan. Sesungguhnya keutamaan orang alim (berilmu) di atas ahli ibadah adalah seperti keutamaan bulan saat purnama di atas bintang-bintang. Sesungguhnya ulama itu pewaris Nabi. Para Nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, melainkan mewariskan ilmu. Barang siapa yang mengambil ilmu berarti mengambil bagian yang besar.” (HR Tirmidzi)

5. Lelah dalam berdakwah dan mengajak kebaikan.

Lelah ini terdapat dalam surah Fusilat ayat 33:

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِّمَّن دَعَآ إِلَى ٱللَّهِ وَعَمِلَ صَٰلِحًا و َقَالَ إِنَّنِى مِنَ ٱلْمُسْلِمِينَ

Artinya: Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah dan mengerjakan kebajikan dan berkata, “Sungguh, aku termasuk orang-orang yang muslim (yang berserah diri)?”

Di sisi lain, telah dijelaskan juga mengenai dakwah sebagaimana yang termaktub dalam surah al-Imran ayat 104; “Dan hendaklah diantara kamu ada segolongan orang yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh (berbuat) yang makruf dan mencegah dari yang mungkar. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”

6.  Lelah karena mencari nafkah

Hal ini telah termaktub dalam surah al-Jumu’ah ayat 10:

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلَاةُ فَانْتَشِرُوا فِي الْأَرْضِ وَابْتَغُوا مِنْ فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ

Artinya: Apabila salat telah dilaksanakan, maka bertebaranlah kamu di bumi; carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak beruntung agar kamu beruntung.

Lelah dalam mencari nafkah juga telah dijelaskan dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Thabrani ; “Barang siapa yang di waktu sore merasa capek (lelah) lantaran pekerjaan kedua tangannya (mencari nafkah maka di saat itu diampuni dosa baginya.” (HR Thabrani)

7. Lelah dalam mengurus keluarga

 Hal ini sesuai dengan surah at-Tahrim ayat 6:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا قُوا أَنْفُسَكُمْ وَأَهْلِيكُمْ نَارًا وَقُودُهَا النَّاسُ وَالْحِجَارَةُ عَلَيْهَا مَلَائِكَةٌ غِلَاظٌ شِدَادٌ لَا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ

Artinya: Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, dan keras, yang tidak durhaka kepada Allah terhadap apa yang Dia perintahkan kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.

Ayat tersebut menjelaskan bahwa seseorang harus mampu dan dapat menjaga keluarganya dari perbuatan yang dilarang oleh Allah dan menasihati keluarganya untuk melakukan amalan-amalan yang telah diperintahkan oleh-Nya. Dan apabila seseorang merasa lelah dalam mengurus keluarganya, maka Allah SWT akan meridhoinya kelak di akhirat.

8. Lelah karena berjihad di jalan Allah

Perkara lelah ini telah dijelaskan dalam surah at-Taubah ayat 111:

إِنَّ ٱللَّهَ ٱشْتَرَىٰ مِنَ ٱلْمُؤْمِنِينَ أَنفُسَهُمْ وَأَمْوَٰلَ هُم بِأَنَّ لَهُمُ ٱلْجَنَّةَ ۚ يُقَٰتِلُونَ فِى سَبِيلِ ٱللَّهِ فَيَقْت ُلُونَ وَيُقْتَلُونَ ۖ وَعْدًا عَلَيْهِ حَقًّا فِى ٱلتَّوْرَىٰةِ وَٱلْإ ِنجِيلِ وَٱلْقُرْءَانِۚ

Artinya: Sesungguhnya Allah membeli dari orang-orang mukmin, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang di jalan Allah; sehingga mereka membunuh atau terbunuh, (sebagai) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat, Injil, dan al-Quran.

Berjihad di jalan Allah juga telah dijelaskan dalam surah al-Hajj ayat 78; “Dan berjihadlah kamu di jalan Allah dengan jihad yang sebenar-benarnya. Dia telah memilih kamu dan Dia tidak menjadikan kesukaran untukmu dalam agama…”

Delapan lelah yang terdapat dalam al-Quran diatas telah menunjukkan bahwa segala sesuatu yang dilakukan oleh umat muslim pasti akan diberikan ganjaran pahala dan kemuliaan di sisi Allah SWT selama apa yang dilakukannya merupakan benar-benar niat karena mengharapkan keridhoan dari Allah SWT.

Semoga bermanfaat

(Dari berbagai sumber/ Mifta Khurokhmah)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *