Benarkah Ada Isu Kiamat Internet 2025?

oleh
kiamat (istimewa)

Blogger Terbaik – Rumor mengatakan bahwa badan penerbangan dan antariksa Amerika NASA memprediksi akhir internet pada tahun 2025. Padahal, fenomena dan waktu tersebut berasal dari dua penelitian terpisah.

Beberapa media lokal dan internasional mengklaim bahwa NASA dan/atau NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) memprediksi matinya internet pada tahun 2025 akibat badai matahari.

Saat itu terjadi, penduduk bumi akan kehilangan koneksi internet selama berbulan-bulan. Istilah “Kiamat Internet 2025” pun menjadi Google Trends.

Benarkah NASA memprediksi akhir dunia untuk internet pada tahun 2025? Berdasarkan penelusuran yang dilakukan CNNIndonesia.com, berita ini berasal dari dua investigasi terpisah yang tidak terkait langsung.
Badai matahari super

Pada Agustus 1859, para astronom terheran-heran menemukan peningkatan jumlah bintik pada cakram matahari. Salah satu peneliti tersebut adalah Richard Carrington, seorang pengamat langit amatir di sebuah kota kecil bernama Redhill, dekat London, Inggris.

Dipinjam dari Luar Angkasa Pada tanggal 1 September 1859, saat menggambar bintik matahari, Carrington dibutakan oleh kilatan petir yang tiba-tiba. Dia menggambarkannya sebagai “suar cahaya putih”. Fenomena itu berlangsung sekitar 5 menit.

Flare kemudian disebut sebagai coronal mass ejection (CME). Dalam 17,6 jam, CME menempuh jarak lebih dari 150 juta kilometer antara matahari dan bumi, melepaskan kekuatannya di planet kita.

Menurut NASA, CME biasanya membutuhkan waktu beberapa hari untuk mencapai Bumi. Sehari setelah Carrington melihat suar, Bumi mengalami badai geomagnetik yang belum pernah terjadi sebelumnya yang menyebabkan gangguan pada sistem telegraf dan penampakan aurora yang tidak biasa di daerah tropis.

Itu juga tercatat sebagai badai matahari paling merusak hingga saat ini.

Badai matahari raksasa lainnya terjadi pada tahun 1989. Saat itu, fenomena tersebut menyebabkan pemadaman listrik di seluruh Quebec selama 12 jam.

Ini membuat jutaan orang Kanada tidak tahu apa-apa, menutup sekolah dan bisnis. Sebuah studi tahun 2021 oleh pakar ilmu komputer Universitas California Sangeetha Abdu Jyothi menunjukkan bahwa badai supersonik memiliki peluang 1,6 hingga 12 persen untuk menyebabkan pemadaman internet yang parah setiap dekade.

Studi selanjutnya yang dikutip oleh USA Today memperkirakan bahwa pemadaman internet sebesar ini dapat merugikan ekonomi AS hingga $7 miliar per hari – dan risiko pemadaman internet lebih besar daripada di Asia.

Prediksi untuk tahun 2025

Sejauh ini, baik NASA maupun Jyoth belum dapat menghubungkan antara kiamat internet dan tahun 2025. Dari mana asal perkiraan waktu ini?

Angka tahun 2025 yang dikutip di situs NOAA tampaknya merupakan prediksi puncak siklus matahari [25] (Solar Cycle 25). Siklus ini sendiri berawal dari tahun 1755.

INFOGRAFIS:
Cara mengecek arah kiblat saat matahari berada di atas Ka’bah
INFOGRAFIS:
Cara mengecek arah kiblat saat matahari berada di atas Ka’bah

“Kursi NOAA/NASA dan International Solar Cycle 25 Forecast Panel merilis prediksi terbaru untuk Solar Cycle 25.”

“Perkiraan konsensus:Puncaknya pada Juli 2025 (+/- 8 bulan) dengan angka bintik matahari halus (SSN) 115. Panel sepakat bahwa Siklus 25 memiliki intensitas sedang dan mirip dengan Siklus 24, ”kata NOAA dalam sebuah pernyataan.

Doug Biesecker, ketua panel dan fisikawan di Space Weather Prediction Center NOAA, mengatakan kekuatan siklus matahari bergantung pada tingkat peningkatan aktivitasnya.

“Meskipun ada peningkatan yang stabil pada bintik matahari tahun ini, itu lambat,” katanya. Lihat juga:

Puncak badai matahari sudah berakhir, Indonesia tidak akan terlalu terpengaruh

Panel sangat percaya bahwa siklus matahari 25 akan mematahkan penurunan aktivitas matahari selama empat siklus terakhir.

“Kami mengantisipasi penurunan siklus matahari akan selesai pada periode 21 hingga 24,” kata Lisa Upton, ketua panel dan fisikawan di Space Systems Research Corp.

“Meskipun kami tidak memprediksi siklus matahari aktif 25, jilatan api dahsyat dari matahari dapat terjadi kapan saja,” kata Biesecker.(Dari berbagai sumber/Annisa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *