Puskes Haji Imbau Agar Jamaah Minum Air Tiap Jam, Jangan Nunggu Haus!

oleh
Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Liliek Marhaendro Susilo. (Foto: Istimewa).

Blogger Terbaik- Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengimbau jemaah haji untuk senantiasa meminum air mineral setiap jam. Hal ini ditujukan untuk menghindari risiko dehidrasi yang dialami jemaah haji.

Imbauan tersebut disampaikan oleh Kepala Pusat Kesehatan Haji Kemenkes Liliek Marhaendro Susilo melalui Press Conference Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Jemaah Haji Tahun 2023 pada Senin (5/6/2023).

Liliek merekomendasikan agar jemaah meminum satu gelas air putih atau seukuran dengan 200ml air. “Tidak usah menunggu haus karena di sana rasa hausnya jarang, rasanya kita tidak pernah haus di sana tapi tolong tetap minum air,” katanya melalui siaran dari YouTube Kemenkes RI.

Selain itu, Liliek juga berpesan agar jemaah bisa meminum air secara berkala dalam periode satu jam. Hal ini bertujuan untuk mengurangi frekuensi ke toilet untuk buang air kecil.

“Supaya mencegah tidak sering ke belakang karena sering minum air, minumnya tidak usah sekaligus satu gelas dalam satu jam, tapi bisa dicicil seperempat gelas tiap 15 menit misalnya, untuk mencegah agar tidak sering-sering ke toilet,” beber dia.

Liliek menambahkan, jemaah haji untuk senantiasa mewaspadai cuaca panas di Arab Saudi dengan menggunakan alat pelindung diri seperti payung, masker, kacamata hitam, semprotan air, dan alas kaki saat berada di luar hotel.

“Semprotan air ini pun supaya dipakai saat mereka (jemaah) merasa kering di kulitnya agar tidak terjadi iritasi,” katanya.

Khusus untuk jemaah haji lanjut usia atau lansia dan jemaah haji risiko tinggi (risti) keseharan, Liliek menganjurkan agar jemaah haji tidak memaksakan diri melakukan aktivitas fisik yang berlebihan. Ia berharap jemaah dapat melakukan ibadah sesuai dengan kemampuan masing-masing.

“Tidak harus setiap hari salat jemaah di Masjidil Haram maupun Nabawi. Kalau kondisi tidak memungkinkan maka salatlah tetap di penginapan masing-masing,” ujar dia.

Liliek juga meminta agar jemaah haji mandiri turut mengawasi dan memberikan pendampingan bagi jemaah lansia dan risti. Khususnya bagi jemaah mandiri yang dalam kondisi sehat walafiat.

Khusus untuk jemaah haji lanjut usia atau lansia dan jemaah haji risiko tinggi (risti) keseharan, Liliek menganjurkan agar jemaah haji tidak memaksakan diri melakukan aktivitas fisik yang berlebihan. Ia berharap jemaah dapat melakukan ibadah sesuai dengan kemampuan masing-masing.

“Tidak harus setiap hari salat jemaah di Masjidil Haram maupun Nabawi. Kalau kondisi tidak memungkinkan maka salatlah tetap di penginapan masing-masing,” ujar dia.

Liliek juga meminta agar jemaah haji mandiri turut mengawasi dan memberikan pendampingan bagi jemaah lansia dan risti. Khususnya bagi jemaah mandiri yang dalam kondisi sehat walafiat.(Dari berbagai sumber/Annisa)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *